Pengalaman Seru Nonton MotoGP Mandalika Naik Motor
Halo teman-teman sekalian, pada postingan ini saya akan share pengalaman saya menuju pulau lombok untuk menonton langsung balapan di Sirkuit Mandalika. Ini merupakan pengalaman pertama sekaligus yang sangat berkesan karena bisa melihat secara langsung para pembalap menunggangi kuda besi di sirkuit kebanggaan Indonesia.
Segala atmosfer mulai dari suara geberan motor yang memekakkan telinga, riuh penonton di tribun, hingga panas yang menyengat menjadi salah satu aspek yang membuat menonton Moto GP secara langsung lebih seru dibanding menonton lewat televisi.
Jika kalian akan berniat menuju lombok dan menonton ajang bergengsi ini ada baiknya kalian menyimak pengalaman ini sebagai bekal menuju ke lombok supaya dapat menikmatinya secara aman dan menyenangkan. Pengalaman ini akan saya beberkan mulai pembelian tiket hingga sampai ke sirkuit dan menonton Moto GP Mandalika 2025.
Membeli Tiket
Pada 1 minggu sebelum tanggal acara dimulai, saya pesan tiket online di themandalikagp.com. Saya pilih yang murah namun masih di tribun hanya saja tribun ini tidak memiliki atap diatasnya sehingga penonton harus siap akan kondisi cuaca dilapangan baik itu panas ataupun hujan. Tiket itu adalah Grandstand G seharga 400rb-an.
Sebagai pengalaman pertama saya pilih yg murah dulu karena lumayan hemat, karena saya harus beli 2 untuk teman saya. Walaupun akhirnya saya baru tahu kalau disana ada calo tiket yang menjual tiket harga murah karena warga Lombok dapat diskon 50%, dan mereka menjualnya lagi dengan harga miring.
Perjalanan Madiun - Bali - Mataram
Perjalanan saya mulai dari Madiun, saya menaiki kereta Sri Tanjung seharga 94k dengan tujuan pelabuan Ketapang, lalu lanjut menyebrang ke pelabuhan Gilimanuk dengan kapal Ferry dengan tiket seharga 12rb-an dari memesan via aplikasi Ferizi. Ke Gilimanuk saya menumpang Bus Bahagia ke Denpasar seharga 60k untuk menginap di rumah teman selama 2 hari sembari hiling ke pantai Batu Belig dan persiapan ke Pulau Lombok.
Perjalanan naik motor ke Lombok dimulai dari Denpasar. Berbekal motor Vario 160 dari rental seharga 400k untuk 3 hari, kami langung menuju pelabuhan Padang Bai. Tiket kapal Padang Bai ke Lembar seharga 180k, agak lebih mahal karena beli langsung di loket dekat pelabuhan.
Sesampai di sana kami menginap di rumah penginapan atau guesthouse di Mataram untuk 3 hari seharga 80k/malam.
Mataram Ke Sirkuit Mandalika
Perjalanan dari Mataram ke Sirkuit Mandalika tidak terlalu jauh, naik motor hanya butuh waktu sekitar 50 menit. Akses jalan ke sirkut juga sangat lega sehingga bisa menunggangi motor dengan kencang.
Tujuan utama kami sebelum ke mandalika adalah menuju Bazzar Mandalika untuk menukarkan tiket dengan gelang. Disini banyak calo yang saya bilang menawarkan tiket yang murah tadi. Juga banyak yang menjual berbagai aksesoris baik kaos atau topi yang bertema Moto GP Mandalika.
Setelah mendapatkan tiket kami eksplor cara untuk masuk, sempat nyasar sana sini dan tanya polisi beberapa kali namun ternyata gerbang masuknya untuk motor di dekat Bundaran pintu masuk Sirkuit Mandalika.
![]() |
| Jalur Masuk Gate 2 Sirkuit Mandalika |
Saat masuk akan dikenakan biaya parkir 20k, sempat kaget. Namun juga maklum mungking karena ada event internasional.
Saat itu hari sabtu disaat kualifikasi, kami coba masuk namun sayang kepergok membawa kamera DSLR. Baru tahu ternyata disini penjagaan sangat ketat, barang yang diperbolehkan hanya hp, dompet dan keker, makanan pun tidak boleh.
Karena frustasi akhirnya kembali ke penginapan dulu untuk persiapan ajang Moto GP pada hari Minggu..
Akhirnya Nonton Moto GP
Pada jam 9 kami kembali berangkat dari Mataram Ke Mandalika dengan membawa barang seperlunya saja, seperti HP, dompet, keker, dan jas hujan kecil.
Sesampai disana kami masuk ke pemeriksaan, masuk di pintu xray dan tas juga di periksa di konveyor seperti di bandara.
Untuk menuju ke tribun kami jalan kaki bersama gerombolan penonton lainnya. Disepanjang jalan kami memutuskan membeli air minum dari pelapak yang ada di sepanjang jalan. Tapi apesnya ada petugas pemeriksaan di jalan masuk ke lorong, ternyata air minum yang telah kami beli tidak boleh dibawa masuk, padahal untuk bekal menonton di dalam sirkuit. Akhirnya kami masuk dengan tangan hampa, merelakan air mineral yang baru dibeli tadi ditaruh di dekat pos petugas. Walaupun setelah balapan selesai semua air mineral lenyap dijarah.
Sesampainya di persimpangan ada petugas yang mengarahkan kemana letak zona-zona sesuai di tiket yang dibeli.
Disaat menonton di tribun ada petugas lagi yang menjaga tingkah laku penonton, saat itu ada penonton pakai payung yang ditegur, karena memang tidak diperbolehkan membawa payung di sirkuit. Di siang hari yang sangat terik, penonton termasuk kami menggunakan jaket hodie sebagai kerudung menghindari sinar matahari langsung, peluh mengucur deras bagai berjemur di padang gurun gersang.
Walau begitu panas dan gerah tidak menyurutkan semangat kami dan penonton untuk bertahan di tribun tanpa atap ini.
Saat ajang moto2 dan moto3 suasana tribun cukup lenggang, umumnya yang terisi hanya bagian tempat duduk paling belakang karena lokasinya yang tinggi lebih banyak diminati penonton. Namun saat ajang Moto GP dimulai tribun terisi penuh.
Disela-sela pergantian event, kami berteduh dibawah tribun bersama penonton lainnya. Disitu juga ada penjual minuman dari petugas official Sirkuit Mandalika, tersedia Hydro Coco dan Air mineral dingin. Disini juga disediakan WC portabel yang berlokasi di belakang tribun.
Bonus Hiling ke Pantai Aan
Setelah merasakan keseruan balapan kami pun coba ekplor salah satu pantai di dekat sirkuit, yakni pantai Aan. Pantai ini sangat indah, diselimuti pasir putih dengan bebatuan dan tebing batu yang indah. Berikut ini keindahannya.





0 Response to "Pengalaman Seru Nonton MotoGP Mandalika Naik Motor"
Post a Comment